Pelancong British Adventure Claire, terbang solo di British Airways ke Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab, sudah memberi perintah kepada pramugari untuk membangunkannya untuk makan. Dia beroleh makanannya, dan dibangunkan untuk bersiap mendarat. Beristirahat dan bahagia, dia menantikan kedatangan dan naik pesawat Gulf Air yang menuju Mumbai, India. Baik Abu Dhabi maupun Mumbai bukanlah target terakhirnya. Sebaliknya, dia sudah memesan penerbangan charter berasal dari Mumbai yang bakal membawanya ke salah satu bandara di Kepulauan Maladewa. Dia sudah memiliki rencana perjalanan bersama kapal untuk membawanya ke pulau itu, yang dia anggap sebagai "Berlian di Laut Zamrud." Tapi, hidup sering kadang memasang kurva didalam konsep kita Di Pakistan, kapten penerbangan keduanya memberi paham penumpang bahwa masalah tehnis mengharuskan mereka mendarat di bandara di Karachi, Pakistan. Bersyukur atas pendaratan yang aman, Claire dan penumpang lainnya menanti berita yang bakal mempengaruhi konsep perjalanan mereka. Berita itu tidak bagus. Maskapai penerbangan memiliki rencana untuk melakukan perbaikan masalah dan bakal memasang penumpang di hotel lokal sampai perbaikan selesai. Perkiraan saat untuk penundaan setidaknya tiga hari, bisa saja lebih. Staf maskapai penerbangan lokal menentukan hotel. Beberapa penumpang keberatan, menginginkan hotel yang berbeda, tetapi staf tidak bakal membayar untuk tinggal di daerah lain. Namun, mereka memang sediakan paket voucher makan yang tidak mahal hati yang bakal memungkinkan para penumpang yang terdampar untuk makan di daerah yang mereka menginginkan dan memberikan tagihan untuk penggantian biaya, sampai kuantitas yang wajar. Dalam perihal itu, Claire membentuk rencananya. Dia memutuskan bahwa makan cocok bersama melihat-lihat. Mengapa tidak menjadikan ketidaknyamanan ini sebagai petualangan? Dia mengusahakan membawa dampak orang lain bekerja sama, tetapi tidak tersedia orang lain yang rela meninggalkan batas aman hotel. Jadi, sesudah menetap, Claire menyerang dirinya sendiri, memercayai sopir taksi untuk membawanya ke daerah yang menarik, tetapi aman untuk mengalami. liat juga : Hal - hal yang Dapat Dilakukan di Phoenix, Arizona Pada saat makan malam pada hari pertama, dia menemukan grup wisata. Mereka orang Inggris, layaknya dia! Sebuah bus menumpahkan mereka di depan sebuah restoran yang terlihat barat yang punya gambar makanan yang mereka layani dan menu berbahasa Inggris. Claire ingat bahwa dia sudah memandang acara televisi Anthony Bourdain di mana dia mengatakan hal-hal layaknya indikasi makan yang buruk. Semua turis ini berbaris layaknya salmon yang lewat perairan sempit. "Semua salmon adalah ikan," Claire memutuskan, "tapi, tidak seluruh ikan salmon." Claire mengatakan kepada sopir taksi untuk menentukan restoran yang disukai masyarakat setempat, dan bahwa dia bakal membayar makanannya di sana jikalau dia rela menafsirkannya. Claire bersenang-senang Sopir taksi membawanya ke daerah favoritnya untuk makan, daerah teman-temannya nongkrong, dan dia memberi paham teman-temannya bahwa Brit yang gagah adalah kliennya dan mereka perlu memperlakukannya layaknya seorang ratu! Claire tidak mampu paham bhs Urdu mereka, tetapi supir taksi menafsirkan. Dia dan mereka belajar bahwa mereka seluruh punya selera humor yang unik dan suka menceritakan lelucon. Bahasa-bahasa yang tidak sama berarti bahwa orang-orang Pakistan menertawakan sekelompok orang di leluconnya, dan dia menertawakan mereka sendiri. Plus, dia perlu coba beberapa berasal dari banyak makanan, dikarenakan seluruh orang memesan sesuatu yang tidak sama dan seluruh orang berbagi!
0 Comments
Leave a Reply. |
ArchivesCategories |